Breaking News

Cerita Dewasa ABG Liburan Yang Sangat Memuaskan

Cerita Dewasa ABG Liburan Yang Sangat Memuaskan


Cerita Dewasa ABG - Nama saya Anisa, umur saya 17 tahun, masa yang indah saat memakai seragam putih abu-abu, hampir setiap hari tawa canda saat jalan bersama teman-teman usai jam sekolah begitu menyenangkan. Intan lebih dari sekedar teman akrab, kami telah bersama semenjak di sekolah dasar. Saat libur sekolah, kadang dia menghabiskan seminggu dengan di rumah saya dan kadang kala saya yang tidur di rumahnya. Dia mempunyai kakak cowok yang ganteng namanya Reza, dia adalah mahasiswa semester 2, jujur saya tertarik dengannya tapi tak pernah saya ungkapkan pada Intan apalagi dengannya.

Pada umur 17, getar-getar perasaan ada, terutama saat mengamati cowok-cowok, rasa ingin mendekati dan didekati, rasa ingin menyentuh dan disentuh mengelitik dada. Diantara teman sebaya, di satu sisi kami masih gadis kecil yang bisa bermain Barbie, tapi di sisi lain pubertas kami terus tumbuh, payudara mulai terbentuk dan menyembul mendesak T-shirt kami, kami tahu itu menjadi perhatian cowok-cowok bahkan pria dewasa yang suka daun muda. Ada sensasi erotis saat menyentuh lubang kewanitaan saya yang mulai ditumbuhi bulu bulu halus, hal ini tidak terjadi dua tiga tahun yang lalu.

Liburan kenaikan kelas sebelas, saya ikut liburan bersama keluarga Intan di Villa kaki gunung pinggir telaga milik mereka, ini kali ketiga saya kesana. Kamar saya dekat kamar orang tua Intan. Malam kedua disaat semua sudah tidur, Saya lirik jam dinding menunjuk jam 12 malam saat saya mendengar suara yang pernah saya dengar dari video 3gp yang saya simpan di HP saya, datang dari kamar orang tua Intan. Saya segera mengerti itu pasti adegan orang dewasa. Penasaran saya timbul, ingin menyaksikan secara langsung tidak hanya sekedar melalui layar kecil HP.

Saya lirik sahabat saya pulas dalam mimpinya, dengan dada berdebar saya berjingkat keluar kamar, detak itu semakin keras saat saya beranikan diri mengintip celah pintu yang tak tertutup sempurna. Itu kali pertama saya melihat dua orang dewasa bergumul telanjang, terengah-engah saling memberi kenikmatan pada pasangannya. Tante Nia berteriak tertahan tubuhnya mengelinjang kemudian om Harry terengah-engah rebah diatasnya, mungkin moment itu yang disebut orgasme.

Dikamar mandi nafas saya masih terengah-engah membayangkan kejadian yang baru pertama kali saya lihat, saya raba kemaluan saya yang sudah basah dan klitorisnya mengeras. Saya menenangkan diri saya dan segera kembali ke kamar, tapi mata enggan terpejam, adegan itu terus membayang di pelupuk mata saya. Tanpa saya sadari tangan saya mulai mengekplorasi kewanitaan saya yang terus dan semakin basah. Klitoris saya yang keras dan tegang berkedut saat jari saya bermain main diatasnya, sensasi erotis itu meninggi dan terus meninggi dan akhirnya pecah meluber membasahi celana dalam pink milik saya. Itu kali pertama saya bermasturbasi.

Jam 2 dini hari saya terlelap setelah berganti celana dalam. Saya mendengar samar Intan membangunkan saya, maa tsaya masih enggan terbuka.

“Ya udah kami mau ke kota dulu nyari perlengkapan dan kebutuhan, mungkin sore baru balik” katanya berpamitan.

Saya teruskan tidur saya sampai jam 8 pagi saat hangatnya matahari menerobos jendela kamar saya. Saya melangkah keluar, keadaan begitu sepi. Setengah jam setelah sarapan suasana tetap sepi, saya menyimpulkan Om, Tante, Intan dan Kak Reza pergi ke kota yang jaraknya sekitar 40 km dari villa ini.

Lebih dari setengah jam, saya nyaman membasuh tubuh saya dengan segarnya air gunung. Saya lilitkan handuk menutupi dada dan pangkal paha saya, saya cuek saja toh tidak ada orang di villa. Betapa terkejutnya saya saat membuka pintu kamar mandi, saya lihat kak Reza asyik menyeruput teh panas. Sontak matanya menyapu dari ujung rambut sampai ujung kaki saat melihat tubuh mulus saya hanya berbalut handuk mini. Wajah saya memerah malu, sambil berlari menuju kamar. Rupanya Kak Reza yang saya pikir ikut ke kota ternyata jogging keliling telaga.

Saya berusaha bersikap biasa menutupi malu saya karena peristiwa tadi. Kak Reza mengajak saya jalan jalan di sekitar telaga. Dia cowok yang sangat menarik, begitu memikat dengan joke-joke ringannya. Dia bersikap romantis yang membuat saya semakin nyaman didekatnya, dia menggandeng saya dan tak jarang merangkul saya, saya semakin bahagia bersamanya. Kak Reza memasak makanan kaleng untuk makan siang kami, Suasana semakin hangat saat kami menonton film romantis dari DVD usai makan.

Saya bersikap manja saat dia memeluk saya. Hasrat penasaran akan sentuhan dan dekapan pria terpenuhi bersama kakak sahabat baik saya. Kecupan lembut mendarat hangat dikening saya, saya terkejut tapi tak kuasa menolaknya malah memejamkan mata. Kecupan itu turun menjalar menyentuh bibir saya, “ya tuhan begitu luar biasa sensasinya” kata saya dalam hati. Saya tak mau sensasi itu cepat hilang, bibir kami saling beradu, saling memagut. Gejolak libido gadis remaja ini pelan pelan meninggi. Rabaan sentuhan dan remasan menyerang syaraf-syaraf sensitif saya. Saya tak mengerti bagaimana kejadiannya, kami berdua sudah diatas ranjang tanpa sehelai benang pun.

Baca Juga : Cerita Dewasa ABG Montok Rasa Perawan

Mungkin pengaruh Video 3gp di hp saya atau juga karena semalam saya mengintip orang tua Intan bercinta, Anisa perawan 17 tahun dengan sukarela mengulum batang kejantanan Reza. Saya pun membiarkan saat kakak sahabat karib saya mengulum ranum puting saya, pun tidak ragu membuka paha saat lidahnya menjilat klitoris saya. Entah setan atau malaikat yang mempengaruhi saya, yang ada saya hanya menghanyutkan nafsu saya dalam sungai cinta yang Kak Reza berikan.

“Aku ingin memilimu seutuhnya sayang” bisiknya.

“Semua yang aku miliki adalah punyamu sayang” balas saya romantis.

Kak Reza menggesek-gesekkan batang kejantanannya pada klitoris saya, turun keatas lubang vagina, mata saya terpejam pasrah. Saya rasakan ujung penis menyentuh selaput dara saya, pelan dia tarik keluar lagi, didorong pelan ditarik lagi. Dengan sedikit dorongan keras, penis Kak Reza merobek hymen saya. Beruntung lubang vagina saya benar-benar sudah basah sehingga sakitnya hanya sebentar, rasa perih itu cepat berganti dengan kenikmatan yang tiada tara. Dua hasrat muda menyatu, di tengah suasana sepi vila pinggir telaga. Entah berapa kali saya orgasme.

“Sayang, aku nggak mau hamil” bisik saya.

Kak Reza mengerti saat mencapai puncak dia cepat-cepat mencabut dan menumpahkannya diatas perut saya. Kami berpelukan terengah-engah, percikan darah menempel di pangkal paha saya dan sprei kamar Kak Reza. Saya menyesal mungkin juga tidak, yang pasti tidak ada air mata menetes saat itu.

Kami mandi bersama dan melakukan senggama lagi di kamar mandi. Lelah sekali seluruh badan saya, kami saling menghangatkan di kamar saya. Waktu hampir jam 4 sore saat terdengar suara mobil masuk halaman villa, Kak Reza bergegas meloncat ke kamarnya setelah mengecup kening saya. Kami mencoba bersikap biasa sepanjang petang dan malam.

Jam menunjukkan pukul 11 malam, saat sebuah pesan masuk ke hp saya dari Kak Reza, saya berjingkat menuju kamar Reza setelah saya pastikan Intan lelap tertidur. Cukup 2 ronde saja kami bercinta. Begitu seterusnya sampai liburan berakhir, saya dan Kak Reza kini sepasang kekasih, saya berharap selamanya kami menjadi kekasih sampai di ikat oleh janji suci pernikahan. Semoga kami tetap menjadi kekasih walau semua itu hanya tuhan yang tahu.

1 komentar: