Breaking News

Cerita Dewasa Tante Menikmati Barang Dari Brondongnya

Cerita Dewasa Tante Menikmati Barang Dari Brondongnya


Aku seorang wanita yang sudah memasuki usia 35 tahun, tapi hingga saat ini aku belum menikah. Kata orang aku terlalu pemilih jadi meskipun aku sudah sukses dengan karirku banyak pria yang merasa takut untuk mendekatiku, padahal aku merasa aku bersikap biasa saja. Tapi kata mereka aku begitu sempurna untuk di dekati dengan karir sukses dan wajah yang begitu cantik merekapun takut untuk mendekati aku.

Mungkin karena itu akupun menjadi wanita yang masih menyandang predikat jomblo hingga detik ini. Akupun tinggal sendirian di rumah sebesar ini, hanya ada pembantuku yang sudah puluhan tahun ikut dengan keluargaku dan kini tinggal bersamaku, orangnya sudah sepuh dan aku biasa memanggilnya bi Inah. Meskipun begitu dia tetap lincah kerjanya apalagi masakannya enak banget.

Bahkan sering membuat aku tidak makan di luar, karena begitu nikmatnya masakan bi Inah. Namun begitu aku juga merindukan belaian seorang pria, akupun ingin melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa. Tapi saat ini aku tidak menjalin hubungan dengan seorang pria, jadi bagaimanapun juga aku ingin belaian seorang pria dalam hidupku namun hingga kini aku belum juga menemukan sosok itu.

Mungkin ada benarnya juga jika banyak yang bilang aku terlalu pemilih, tapi aku bukan terlalu pemilih namun dari dulu aku sibuk dengan pekerjaan. Sehingga sedikit melupakan kalau aku harus ada pendamping, dan aku menyadari hal itu akhir-akhir ini. Aku begitu kangen belaian seorang pria, apalagi mamaku sering menanyakan kapan aku kawin membuat aku merasa pusing saja.

Berbagai macam cara aku coba membuka hati untuk pria. Sampai akhirnya akupun kencan buta yang di buat temanku, dia memperkenalkan aku pada seorang pria. Kamipun mengadakan pertemuan kala itu di sebuah cafe, sewaktu kami sedang makan tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengenal pria yang sedang denganku “Om Ivan..ini siapa Om?” Kata pemuda tersebut.

Pria yang bernama Ivanpun menjawab “Ooh.. ini teman Om..kenalkan namanya Dilla” Diapun menjabat tanganku, dan setelah basa basi sedikit diapun meninggalkan kami. Dan aku melihatnya bernyanyi di cafe tersebut, suaranya lumayan bagus dan aku lihat anak muda itu begitu keren. Kalau tidak salah tadi dia bilang namanya Galih, dan ketika mata kami beradu terasa ada yang bergetar di dadaku.

Akupun semakin di buat terkesima ketika dia mengajakku naik ke atas podium yang ada di cafe tersebut. Dan menyanyikan lagu romantis di sana, setelah itu kamipun tukaran nomor pin. Lalu akupun pulang namun selama dalam perjalan bukannya Ivan cowok yang diperkenalkan denganku tapi Galih yang selalu ada dalam ingatanku bahkan aku beharap dapat bertemu lagi dengannya.

Sebenarnya aku ingin sekali menghubungi Galih tapi aku malu, aku lihat dia masih 20 tahunan. Aku yakin usianya belum memasuki 25 tahun, karena itu aku malu untuk mengungkapkan perasaanku. Hingga akhirnya aku merasa senang sekali Galih menghubungiku dengan chat yang seperti ini “Siang.. cantik” Aku terperanjat tak percaya, dan tidak berani membukanya.

Tapi aku pikir jika lama-lama dia pasti akan bosan juga. Akhirnya akupun membalasnya dan sejak saat itu kami sering berhubungan lwat bbm, sampai akhirnya beberapa kali sudah kami ketemuan. Meskipun tanpa ada kata cinta yang keluar dari mulut kami berdua namun hal itu aku rasa sudah cukup,dapat jalan berdua dengan Galih aku rasa begitu senang sekali.

Sampai pada suatu hari seperti biasa Galih mengajakku kesebuah pesta temannya, awalnya aku menolak karena malu jika harus bertemu temannya. Tapi Galih memaksa bahkan di mulai merayuku dengan kata-kata manisnya, akhirnya akupun mau ikut bersamanya. Berkali-kali Galih memuji kecantikanku bahkan ketika berada di pesta temannya dia berbisik dengan mesra padaku.

Membuat aku tersipu malu “Tuh..kan kamu terlihat seperti mereka.. lebih cantik kamu malah sayang..” Aku memang sejak tadi siang pergi ke salon hanya untuk bergaya layaknya anak muda yang masih berkisar 25 tahunan, dengan make up yang pas dan juga penampilan yang di buat seperti mereka. Akupun melihat hasilnya sungguh memuaskan aku apalagi Galih sering menggodaku dengan kata-katanya yang romantis.

Singkat cerita kami pulang dari pesta temannya dan aku menyuruhnya untuk mampir ke rumahku. Diapun mau dan masuk ke dalam rumahku untuk pertama kalinya, bi Inah seperti mendapatkan kejutan “Wah.. non tumben bawa temen ke rumah.. cowok lagi..” Aku melototkan mataku padanya dengan tersenyum renyah bi Inah pergi kedalam diapun kembali dengan membawa minuman serta makanan kecil lalu kembali ke dalam.

Sedangkan aku mengobrol lama dengan Galih, dan tidak terasa waktu telah semakin larut. Aku yakin bi Inah telah tertidur pulas karena itu aku berani menggoda Galih dengan berganti pakaian tidurku yang hampir transparan. Akupun memakai parfum yang dapat meningkatkan gairah lalu dengan sengaja aku mendekatkan diriku pada Galih dengan berpura-pura menambah minumannya.

Ketika tanganku menayapu wajahnya saat itu juga Galih langsung menangkap tubuhku dengan cara memeluknya. Dia mencium seluruh tubuhku membuat aku geli “Iiiggghh… galiiih.. jaaangaan aaaaggghh..” Kataku manja namun tidak berusaha lepas dari pelukannya, Galih juga mengerti kalau mulutku saja yang berkata seperti itu. DIa tetap mencium seluruh tubuhku. Cerita Ngentot

Hingga terlepas semua baju yang aku pakai dan dengan mudahnya Galih menancapkan kontolnya pada memekku yang sudah menunggu hal itu dari tadi “OOouuugghhh…. ooouuuggghh… aaagggghh… aaaagggghh…. aaaagggghhh… aaaaggghhh…” Terdengar Galih juga mendesah sambil bergoyang di atas tubuhku dan aku memegang bahunya yang lumayan berotot.

Bagai pemain dalam adegan cerita dewasa dia terus bergerak bahkan sesekali dia menekan lebih dalam lagi kontolnya membuat aku mengerang keras “OOOuugghh… Gaalliiih….. aaagggghh… teruuuusss… aaaggghh… teruuuus.. saayaaang…… aaaaagggghh… aaaagggghhh…. aaaagggghhhh.. ” Nikmatnya permianan sex kali ini, berulang kali aku sudah memuncratkan kenikmatanku.

Galih tetap saja bergerak dan sering berganti posisi di atas tubuhku, sedangkan aku dengan mesranya mengelus punggungnya bahkan terkadang aku menggigit lengannya saking nikmatnya gerakan yang dilakukan Galih “OOOuugggggggghh… aaaagagggghh.. aaaagggghh.. Galiiiih… aaaaggghhh… aaaggghhh.. nikmaaaat… sayaaang… aaghhh..” DEsahku sambil menggigit bibirku

Semakin cepat juga gerakan Galih hingga akhirnya “Aaaaaggggghhh… aaaaggggghhh… aaaagghh… saaayaaang….. aaaaagggghhh…. aaaggghh..” Larva hangat yang keluar dari dalam kontol Galih memuaskan aku, dengan mengapit tubuhnya dengan kedua kakiku aku tidak ingin melepas tubuhnya untuk terus aku memeluk tubuh berondong ini. Hingga kamipun berkali-kali melakukan hal itu.

Tidak ada komentar